Menu

Minggu, 24 Mei 2015

Mengatasi Kutu Gajah


Kutu gajah adalah hama yang mengerikan bagi semua penganggrek di Indonesia ataupun dibelahan dunia manapun. Banyak kebun anggrek besar yang akhirnya musnah karena serangan hama yang satu ini. Banyak cerita kebun anggrek yang akhirnya dimusnahkan/dibakar karena mereka tidak mampu lagi mengendalikan serangan kutu gajah.

Kutu gajah (Orchidophillus atterimus) berwarna hitam dengan ukuran 3,5 – 6 mm. Ukuran tubuh jantan lebih besar dari betina. Permukaan kulitnya (termasuk sayap) keras. Di bagian depannya terdapat semacam tanduk tunggal melengkung ke atas, karenanya disebut kutu gajah atau kumbang gajah. Diyakini berasal dari Asia (Philipina, Indonesia, Singapura dan Thailand). Karena tumbuh di tempat asalnya, kumbang ini cepat berbiak di Indonesia dan kebanyakan menyerang anggrek.
Siklus hidupnya hanya butuh waktu dua minggu. Mulai telur ada di dalam daun, pseudobulb maupun batang. Kemudian menetas dan menjadi larva tanpa kaki. Saat menetas, langsung menghisap sari makanan dari bagian tanaman anggrek. Karenanya, tanaman makin lama akan semakin kuning, keriput dan mati.
Setelah larva, menjadi pupa (kepompong), fase persiapan untuk menjadi imago (dewasa). Masa kepompong biasanya terjadi didalam pseudobulb. Ketika menjadi kumbang, wilayah serangannya meluas. Mulai dari daun (terutama yang masih muda), batang dan bunga. Dalah satu tandanya terdapat titik – titik warna coklat bekas tusukan untuk menghisap sari makanan. Selain titik, luka tersebut kadang melebar dan membusuk.

Tusukan kutu gajah ini selain menghisap nutrisi juga bisa menimbulkan infeksi sekunder yaitu jalan masuknya cendawan. Kemampuannya untuk bersembunyi di seludang daun dan lipatan anggrek menjadikan kutu gajah sulit dikendalikan. Dengan insektisida kontak akan susah karena sulit mengenai target. Kalaupun kena, lapisan kulitnya sangat keras hingga susah menembus. Kalau dengan insektisida sistemik susah juga, karena seringnya kutu gajah bersembunyi di jaringan mati, Kecuali untuk larva, insektisida ini bisa diharapkan keberhasilannya. Prinsip kerja insektisida sistemik, bahan aktifnya terserap ke jaringan tumbuhan yang selanjutnya akan diserap oleh hama. Ketika jaringan sudah mati, maka insektisida ini takkan terserap.
Diakui para penganggrek, kumbang gajah adalah hama anggrek yang paling susah dikendalikan.
Cara pertama untuk membasminya yaitu dengan cara manual, diambil satu–satu. Saat matahari sudah terang di pagi hari, biasanya kumbang gajah dewasa akan terlihat merayap di permukaan daun atau terbang dari satu tanaman ke tanaman lain. Saat itulah kutu gajah dapat diambil dengan manual. Hanya saja, kalau anggreknya banyak di kebun yang luas tentu susah dilakukan. Jadi cobalah pilih dan ambil tanaman yang masih bagus. Kemudian teliti jangan sampai ada kumbang yang terbawa. Lantas diisolasi untuk dipelihara lebih lanjut. Tanaman yang diisolasi inipun harus dikontrol. Barangkali saat kita ambil, kumbang dalam fase telur dan larva sehingga tak terlihat. Sisanya yang rusak, terpaksa dimusnahkan.
Cara kedua ada yang mengatakan berhasil dengan menggunakan campuran insektisida sistemik dan kontak. Penganggrek memang kerap mencoba berbagai hal. Ada yang berhasil walau susah dijelaskan dengan teori. Hanya saja, pencampuran berbagai jenis insektisida tersebut hendaknya tetap memerhatikan dosis. Karena jika berlebihan, hama target tetap hidup dan resisten. Justru mematikan organisme lain yang menguntungkan. Laba-laba, katak dan burung adalah predator alami untuk kutu gajah. Kalau ada binatang ini, populasi kumbang gajah menurun.

Cara ketiga, Anggrek (yang kebanyakan anggrek spesies) ditempelkan di pohon. Biarkan anggrek hidup secara alami, jarang dipupuk dan jarang disemprot dengan pestisida. Karenanya predator alami juga hidup nyaman. Manfaatnya, anggreknya bersih dari kutu gajah.
Namun bagaimana jika anggrek kita dalam jumlah banyak? Atau sudah dalam skala nursery yg besar?? Kita tidak akan dapat lagi menempelkan anggrek ke pohon.
Maka ada satu cara yang patut dicoba untuk membasmi kutu gajah. Yaitu dengan menyemprotkan insectisida secara berkala dan serentak dengan cara dengan cara seperti berikut:
Pertama gunakan insectisida kontak, lakukanlah pagi hari dimana kutu gajah punya kebiasaan naik kepermukaan daun atau terbang untuk berpindah ketanaman lain. Tindakan pertama ini berfungsi untuk membasmi kutu gajah dewasa dan menghentikan perkembangbiakannya.
Kedua gunakan insectisida sistemik satu minggu setelah proses yang pertama. Ini bertujuan untuk membunuh larva yang biasanya hidup didalam pseudobulb atau batang yang tidak mungkin dpt dijangkau insectisida kontak. Dengan insectisida sistemik maka keseluruhan tanaman akan menjadi beracun dan bila larva kutu gajah memakan bagian tanaman itu akan membuatnya keracunan.
Minggu ketiga kembali gunakan insectisida kontak. Hal ini untuk mengantisipasi kalau saja pada minggu-minggu sebelumnya ada telur yang belum menetas dan ada larva yang selamat maka diperkirakan pada minggu ketiga sudah akan menjadi dewasa dan siap menjadi penghancur baru. Dengan insectisida kontak kutu gajah yang baru jadi ini akan kembali dimusnahkan.
Dan yang terahir kembali gunakan insectisida sistemik. Hal ini bertujuan untuk membasmi generasi terahir kutu gajah dalam waktu satu bulan pembasmiannya. Dimana apabila dalam minggu-minggu sebelumnya masih berupa telur maka pada saat proses terahir ini diperhitungkan sudah menetas dan menjadi larva pemakan pseudobulb dan batang.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah penyemprotan harus dilakukan serentak diseluruh bagian kebun, tidak boleh terlewat satupun bagian. Sebaiknya penggunaan insectisida selalu berganti produk karena kutu gajah dikenal adaptif dan pada generasi-generasi berikutnya kutu gajah akan kebal terhadap racun yang sudah pernah digunakan.
Terakhir apabila ada tanaman baru dari luar, rendam dulu dengan insektisida. Biar hama yang terbawa mati, baru dicampur dengan yang lain. Cara ini bisa mencegah penyebaran kumbang gajah dari faktor introduksi tanaman baru.

Demikian ulasan saya tentang kutu gajah dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat bagi rekan semua.
Selamat mencoba.

Salam Peri Hutan

Sabtu, 23 Mei 2015

Ciri-ciri Anggrek


Seringkali kita dibuat galau dengan kecantikan bunga-bunga anggrek.  Namun bagaimana kalau kita melihat tanaman yang tanpa bunga?? Sebagai seorang pecinta anggrek pasti akan muncul satu pertanyaan "anggrekkah ini??". Lalu bagaimanakah kita mrnentukan ini anggrek atau bukan???

Penciri suatu tanaman bukan hanya pada bunga saja tetapi pada seluruh bagian tanaman. Jadi mulai akar, tuber (kalau ada), pseudobulb, batang, daun semua berperan dalam penentuan identifikasi. Lihatlah keseluruhan tanaman utk memastikannya.
Akarnya bagaimana, meski berakar serabut, akar anggrek sangat khas, tidak akan bercabang kecuali ujungnya terganggu dan rusak. Pada akar yg masuk media akan banyak rambut-rambut akar, pada bagian yang menempel (tidak masuk media) terjadi dorsiventralis, pada akar udara mulus tanpa rambut akar, tudung akar mengkilap dan berlendir jika basah.
Lihat tubernya, pada anggrek-anggrek berumbi seperti Habenaria, Pecteilis, Peristylus selalu berusaha menyamping bukan ke bawah (kira-kira seperti singkong) karena itu modifikasi akar, bukan batang. Anggrek berumbi umumnya daunnya menyebar ke segala arah.
Pada anggrek simpodial anggrek umumnya berumpun banyak (kecuali yang memang masih sangat muda), bunga akan menunggu sampai paeudobulb tumbuh maksimal.
Pada anggrek monopodial tanaman akan tumbuh tak terbatas, terus meninggi.
Daun ada beberapa macam namun mudah ditarik garis lurus kesamaannya. Karena perbedaan hanya pada bentuk fisik saja sedang polanya tetap sama. Misalnya ada daun berbenruk oblong, lanset, pita, sendok dsb.
Semua anggrek jelas sekali merupakan tanaman sukulen yg menyimpan banyak air pada tubuhnya (karena itu tahan kekeringan).
Semua anggrek stoma atau mulut daunnya khas, semua menyulitkan penguapan (bandingkan dgn keluarga araceae yang mudah sekali layu begitu lingkungan kurang air).

Demikian adalah beberapa hal penciri anggrek tanpa melihat bunga. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Salam peri hutan.

Selasa, 19 Mei 2015

Acriopsis Javanica


Anggrek ini penyebarannya sangat luas hampir ke seluruh Indonesia dan Asia Tenggara. Bunganya berukuran mini dan dapat berbunga sampai puluhan kuntum banyaknya dalam sekali berbunga. Anggrek ini cukup menyukai sinar matahari langsung dan termasuk anggrek dataran rendah, tidak menyukai media yang basah.

Bunga Acriopsis Javanica memiliki bentuk yang sangat cantik. Mahkota bunganya terentang berwarna putih gading berbercak warna ungu. Labellumnya membentuk tiga cuping juga dengan warna yang sama.

Karena anggrek ini suka ditempat kering maka akan sangat cocok ditanam pada potongan kayu yang keras dan mudah kering. Tempatkan pada tempat yang banyak mendapat asupan sinar matahari namun berangin.

Coelogyne Miniata


Hidup sebagai epifit dengan pseudobulb kecil berbentuk bulat telur dan berjauhan satu sama lain. Menyukai tempat yang lembab dan berlumut. Bunga kecil dengan warna orange menyala sebanyak 3-5 kuntum. Ditemukan di Pulau Jawa, Bali, Kepulauan Sunda Kecil dan Sumatra pada dataran rendah hingga dataran tinggi.

Tanam pada batang kayu dengan balutan moss supaya media lebih lembab. Gantungkan ditempat yang mendapat angin cukup banyak.

Terima Kasih

Bulbophyllum Biflorum

Bulbophyllum Biflorum


Ditemukan di Pulau Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan, Filipina, Thailand dan Semenanjung Malaysia. Hidup sebagai epifit pada batang pohon didataran rendah hingga dataran menengah pada ketinggian 500-1200m/dpl. Menyukai tempat yang teduh. Pseudobulb berbentuk segi 4 miring dengan warna kekuningan. Berbuga dua dan inilah yang menjadikannya dinamakan Biflorum.

Cara tanam yang bagus untuk anggrek ini adalah dengan mengikat/menempelkannya pada kayu yang terlebih dahulu dilapis dengan moss agar lembab.

Selasa, 12 Mei 2015

Kenapa Bunga Anggrek Drop Sebelum Mekar??

Sebagai pecinta anggrek sejati kita pasti ingin melihat anggrek-anggrek yang kita tanam hidup subur dan berbunga indah. Suatu anugrah melihat bunga bermekaran dikebun atau diteras rumah. Namun adakalanya anggrek kita gagal berbunga, bakal bunga (knop) gagal mekar. Sediiiih pasti melihat knop yang menguning dan gugur.

Lalu apa yang jadi penyebabnya? Kenapa bakal bunga anggrek kita gagal mekar??
Berikut sedikit ulasan dr kami :

1. Bunga yang drop sebelum mekar, hampir pasti krn kondisi tanaman tidak mendukung utk pertumbuhan bunga.

2. Energi tidak cukup untuk membuat bunga tumbuh sampai mekar.

3. Bisa jadi karena tanaman baru dipindah (mungkin baru beli).

4. Perubahan cuaca yg drastis.

5. Adanya serangan hama dan penyakit.

6. Memang perawatannya harus diperbaiki lagi.

Nah kira-kira manakah yang menjadi masalah bagi kita selama ini?? Yuk dianalisa dan kita cegah penyebabnya supaya anggrek kita bermekaran indah. :)

Salam Peri Hutan...